Dalam komunikasi formal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan pesan yang disampaikan efektif, profesional, dan sesuai dengan konteks. Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan dalam komunikasi formal:
1. Gunakan Bahasa yang Tepat dan Sopan
- Pilih kata-kata yang sopan dan formal. Hindari menggunakan bahasa yang terlalu santai atau slang, terutama jika berbicara dengan dosen, atasan, atau rekan kerja profesional.
- Contoh:
- Formal: "Saya ingin mengonfirmasi jadwal pertemuan kita besok."
- Tidak Formal: "Kapan kita ketemu besok?"
2. Tegas dan Jelas dalam Menyampaikan Pesan
- Komunikasi formal harus langsung dan jelas, tanpa terlalu banyak perulangan atau kebingungannya. Hindari kalimat berbelit-belit.
- Gunakan kalimat yang padat dan tidak ambigu, agar pesan yang disampaikan mudah dipahami.
- Contoh:
- Formal: "Saya akan menyelesaikan tugas ini sebelum tenggat waktu yang ditentukan."
- Tidak Formal: "Kayaknya aku bisa selesai tugasnya kalau nggak terlalu susah."
3. Gunakan Struktur Kalimat yang Benar
- Pastikan kalimat yang Anda gunakan memiliki struktur yang benar, dengan subjek, predikat, dan objek yang jelas. Hindari kalimat yang terlalu panjang dan membingungkan.
- Contoh:
- Formal: "Dengan ini, saya mengajukan permohonan untuk cuti selama dua hari, mulai tanggal 25 hingga 26 Maret."
- Tidak Formal: "Aku mau izin cuti deh dua hari, nanti tanggal 25-26."
4. Perhatikan Etika dalam Komunikasi
- Selalu menunjukkan sikap hormat terhadap lawan bicara, baik dalam bentuk tulisan maupun percakapan lisan.
- Jangan menginterupsi saat orang lain berbicara, dan pastikan Anda memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengungkapkan pendapatnya.
- Contoh:
- Formal: "Terima kasih atas waktu yang telah Anda luangkan untuk pertemuan ini."
- Tidak Formal: "Makasih ya, udah dengerin."
5. Menjaga Keteraturan dan Ketepatan Waktu
- Dalam komunikasi formal, selalu pastikan bahwa Anda menghargai waktu orang lain. Datang tepat waktu untuk rapat, atau kirimkan balasan email tepat waktu jika diminta.
- Jika Anda mengatur pertemuan atau janji, pastikan untuk mempersiapkan diri sebelumnya dan menginformasikan jika terjadi perubahan.
- Contoh:
- Formal: "Saya ingin mengingatkan bahwa pertemuan kita akan dimulai pukul 09:00 pagi."
- Tidak Formal: "Eh, kita jadi ketemu jam 9 kan?"
6. Perhatikan Tanda Baca dan Tata Bahasa dalam Tulisan
- Dalam komunikasi formal, penggunaan tanda baca yang benar dan tata bahasa yang sesuai sangat penting. Hal ini menunjukkan profesionalisme dan memperjelas maksud Anda.
- Pastikan untuk memeriksa email atau surat sebelum mengirimkan, untuk memastikan tidak ada kesalahan ketik atau tanda baca yang salah.
- Contoh:
- Formal: "Apakah Anda bisa mengonfirmasi apakah jadwal pertemuan telah diperbarui?"
- Tidak Formal: "Kamu bisa konfirmasi jadwal nggak?"
7. Gunakan Salinan yang Sesuai (Jika Mengirim Pesan Tertulis)
- Jika Anda mengirim pesan tertulis (misalnya, email), pastikan untuk menggunakan salinan atau lampiran yang sesuai, seperti subjek email yang jelas, salam pembuka yang sopan, dan penutupan yang formal.
- Contoh:
- Email Formal:
- Subjek: "Permohonan Cuti pada Tanggal 25-26 Maret"
- Salam Pembuka: "Kepada Yth. Bapak/Ibu [Nama],"
- Isi Pesan: "Dengan hormat, saya mengajukan permohonan untuk cuti pada tanggal 25 hingga 26 Maret..."
- Penutupan: "Hormat saya, [Nama]"
- Email Formal:
8. Tanyakan dengan Tepat
- Dalam komunikasi formal, jika Anda membutuhkan klarifikasi atau informasi lebih lanjut, pastikan untuk bertanya dengan sopan dan tepat. Ini menunjukkan rasa hormat terhadap orang yang Anda ajak bicara.
- Contoh:
- Formal: "Apakah Anda dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai prosedur ini?"
- Tidak Formal: "Bisa jelasin lagi nggak soal ini?"
9. Menghindari Teriakan atau Nada Marah
- Dalam komunikasi formal, terutama melalui email atau surat, hindari menggunakan huruf kapital semua atau tanda seru berlebihan, yang dapat menunjukkan bahwa Anda sedang marah atau kesal.
- Contoh:
- Formal: "Mohon agar masalah ini dapat segera diselesaikan."
- Tidak Formal: "INI HARUS SEGERA SELESAI!!!"
10. Fokus pada Tujuan Komunikasi
- Pastikan tujuan Anda dalam komunikasi formal jelas. Jika Anda mengadakan pertemuan, email, atau diskusi, pastikan untuk tetap pada topik dan menghindari percakapan yang tidak relevan.
- Contoh:
- Formal: "Tujuan dari rapat ini adalah untuk membahas laporan perkembangan proyek."
- Tidak Formal: "Kita ngobrol-ngobrol dulu sebelum bahas laporan, ya?"
Contoh Kasus Komunikasi Formal:
-
Email Permintaan Izin Cuti:
- Subjek: Permohonan Cuti pada Tanggal 25-26 Maret
- Isi:
"Kepada Yth. Bapak/Ibu [Nama],
Dengan hormat, saya [Nama], mahasiswa program studi [Nama Program], ingin mengajukan permohonan cuti selama dua hari, mulai tanggal 25 hingga 26 Maret 2025, dikarenakan [alasan].
Saya berharap permohonan ini dapat disetujui. Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan.
Hormat saya,
[Nama]"
-
Pertanyaan Formal dalam Rapat:
- "Maaf, saya ingin mengklarifikasi mengenai langkah-langkah selanjutnya yang harus kami ambil dalam proyek ini. Apakah ada perubahan terkait jadwal yang telah disepakati?"