Marah-marah di depan anak dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi perkembangan emosional, psikologis, dan hubungan antara orang tua dengan anak. Beberapa dampak yang bisa terjadi antara lain:
1. Mempengaruhi Kesehatan Mental Anak
Anak yang sering melihat orang tuanya marah-marah cenderung mengalami kecemasan, stres, dan ketegangan. Mereka bisa merasa takut atau cemas terhadap orang tuanya, yang berdampak pada rasa aman dan kenyamanan dalam lingkungan rumah. Ini dapat mempengaruhi kesehatan mental anak dalam jangka panjang, meningkatkan risiko kecemasan atau gangguan emosional lainnya.
2. Menurunkan Rasa Percaya Diri Anak
Anak yang sering disaksikan dalam situasi marah-marah mungkin mulai merasa tidak dihargai atau tidak aman. Jika kemarahan ditujukan kepada mereka atau terjadi dalam bentuk penghinaan atau perlakuan kasar, anak bisa merasa rendah diri dan kurang percaya diri. Rasa takut terhadap orang tua atau pengasuh dapat mengganggu perkembangan kepercayaan diri anak.
3. Meningkatkan Risiko Perilaku Agresif
Anak-anak belajar dari contoh yang ada di sekitar mereka, termasuk perilaku orang tua. Jika marah-marah terjadi secara terus-menerus, anak mungkin belajar untuk merespons situasi dengan cara yang sama, yaitu dengan kemarahan atau perilaku agresif. Anak bisa meniru cara orang tua menangani masalah dengan cara yang tidak sehat, yang bisa mempengaruhi interaksi mereka dengan teman-teman atau orang lain.
4. Mengganggu Ikatan Emosional Anak dan Orang Tua
Ketika orang tua sering marah-marah, hubungan emosional yang seharusnya kuat dan penuh kasih antara orang tua dan anak bisa terganggu. Anak mungkin merasa tidak diperhatikan atau tidak dihargai, yang dapat melemahkan ikatan emosional ini. Sebaliknya, interaksi yang penuh kasih sayang dan pengertian akan memperkuat hubungan tersebut.
5. Mengganggu Perkembangan Sosial Anak
Anak yang terbiasa dengan suasana yang penuh kemarahan di rumah cenderung merasa kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat di luar rumah. Mereka bisa kesulitan mengatur emosi mereka sendiri atau berinteraksi dengan teman sebaya dengan cara yang positif. Anak yang merasa tertekan di rumah bisa menarik diri dari interaksi sosial atau cenderung bersikap tertutup.
6. Menghambat Pembelajaran Regulasi Emosi
Anak-anak belajar untuk mengelola emosi mereka melalui contoh yang ada di sekitar mereka, terutama orang tua atau pengasuh. Jika orang tua sering marah tanpa kendali, anak mungkin tidak belajar cara mengelola emosi mereka dengan baik. Sebaliknya, anak yang melihat orang tua mengelola frustrasi dengan cara yang sehat akan cenderung menirunya.
7. Memperburuk Perilaku Anak
Anak yang sering menyaksikan kemarahan orang tua bisa menunjukkan perilaku yang lebih buruk, seperti berperilaku buruk di sekolah atau rumah. Mereka mungkin merasa tidak bisa mengungkapkan perasaan mereka secara positif, yang akhirnya mengarah pada perilaku yang lebih menantang atau destruktif.
8. Menyebabkan Trauma Emosional
Marah-marah yang berlebihan dan tidak terkendali, terutama jika diiringi dengan kata-kata yang menyakitkan atau fisik (misalnya memukul atau berteriak keras), bisa meninggalkan trauma emosional bagi anak. Hal ini dapat memengaruhi cara anak melihat diri mereka sendiri, hubungan mereka dengan orang lain, dan bagaimana mereka memandang dunia sekitar mereka.
9. Peningkatan Risiko Gangguan Tidur dan Kesehatan Fisik
Anak-anak yang sering terpapar kemarahan orang tua mungkin mengalami gangguan tidur karena stres atau kecemasan yang ditimbulkan. Selain itu, anak juga mungkin mengalami keluhan fisik, seperti sakit kepala atau perut, yang terkait dengan stres emosional. Stres jangka panjang ini bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
10. Kesulitan Mengatasi Konflik di Masa Depan
Jika anak terbiasa melihat kemarahan sebagai respons terhadap masalah, mereka mungkin kesulitan mencari solusi yang lebih konstruktif dan damai saat menghadapi konflik di kemudian hari. Mereka lebih cenderung untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang kurang efektif, seperti menggunakan amarah atau kekerasan.